Sabtu, 16 Juni 2012

Dentuman Besar Vs Filsafat Materialisme

0


(Penciptaan Alam Semesta dari ketiadaan sebagai hasil Ledakan Dahsyat)
         
          Sebelumnya pernahkah kalian berfikir mengenai bagaimana proses terjadinya alam semesta ini? Alam yang begitu luas yang tak bisa terbayangkan oleh fikiran manusia.. darimana datangnya alam ini ? bagaimana proses penciptaan alam ini ? Nah, MarKiNgok.. (Mari Kita Tengok) 
 
Pandangan Filsafat Materialisme
Seabad yang lalu, penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang diabaikan para ahli astronomi. Sebagai alasan karena alam ini sudah ada sejak dulu tanpa penciptaan dan tanpa batas.  Dalam proses mengkaji semesta alam, para ilmuwan beranggapan bahwa terbentuknya alam semesta tidak mempunyai awal dan hanya kumpulan dari materi.

Pemikiran tersebut lahir dari pandangan orang eropa oleh filsafat materialisme yang memiliki gagasan “Keberadaan Abadi” (Abadi kan Cuma di Akhirat, ya ga guys?). Pada abad pertengahan materialism mulai mengalami kemunduran dan Immanuel Kant seorang filsuf jerman menjayakan kembali materialism pada masa pencerahan Eropa. Ia menyatakan gagasan “alam semesta tanpa batas” pada zaman baru. Pandangan ini dibawa ke abad-20 melalui karya-karya materialis dialek-tik seperti Karl Mark dan friedrich Englesh. 
Georges Politzer salah satu pendukung setia Marxisme dan Materialisme mempercayai model “jagat raya tanpa batas”. Politzer menolak gagasan penciptaan dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philoshopie yang menyatakan “Alam semesta bukanlah objek yang diciptakan, jika memang demikian, maka jagat raya harus diciptakan secara seketika oleh Tuhan dan muncul dari ketiadaan Untuk mengakui penciptaan, orang harus mengakui, sejak awal, keberadaan momen ketika alam semstatidak ada, dan bahwa sesuatu muncul dari ketiadaan. Ini pandangan yang tidak bisa diterima sains”. Wow, penolakan yang sangat tegas..
 Kemudian Politzer menganggap sains berada dipihaknya. Pada kenyataannya, sains merupakan bukti bahwa jagat raya sungguh mempunyai permulaan.

Penemuan Dentuman Besar
Tahun 1920-an merupakan tahun yang sangat penting dalam dunia astronomi modern. Ahli fisika Alexandra Friedman menemukan hasil perhitungan struktur alam semesta yang dapat menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut teori Relativitas Einstein. Kemudian diperkuat oleh Goerge Lemaitre. Namun pemikiran kedua ilmuwan ini tidak menarik perhatian sebelum ada bukti yang kuat.
Pada tahun 1929, Edwin Hubble menemukan penemuan paling penting sepanjang sejarah astronomi. Ia menemukan bahwa cahaya bintang-bintang bergeser ke arah ujung merah spectrum. Penemuan itu berkaitan langsung dengan jarak bintang-bintang dari bumi. Dan menyatakan bahwa alam semesta mengambang. Hubble menemukan bukti pengamatan yang diramalkan George Lemaitre sebelumnya, dan salah satu pemikir terbesar menyadari ini kurang lebih 15 tahun yang lalu. Albert Einstein menyimpulkan alam semesta tidak mungkin statis dengan perhitungan teori relativitasnya. Hingga pada akhirnya hubble menemukan bukti “Ledakan Besar” terbentuknya alam semesta. Peristiwa besar yang penemuannya memaksa ilmuwan meninggalkan anggapan alam semesta tanpa batas dan abadi.
Alam semesta kita ini muncul dari hasil ledakan massa yang mempunyai volume nol. Ledakan ini mendapatkan sebutan “Dentuman Besar”  dan keberadaannya telah ditegaskan berulang-ulang dengan bukti pengamatan.

Teori “Keadaan-Stabil”
Teori Dentuman Besar cepat meluas dan mudah diterima oleh dunia ilmiah karena ada bukti-bukti yang jelas . Namun, astronomi pendukung setia materialism Fred Hoyle menolak teori ini dan mengemukakan teori penemuannya yang disebut “Keadaan-Stabil”, pada pertengahan abad ke-20 dan merupakan kelanjutan pada abad 19 tentang alam semesta tanpa batas.
Tahun 1948, George Gamov mengembangkan perhitungan George Lemaitre mengenai dentuman besar. Menduga adanya radiasi jika ada sebuah ledakan besar secara tiba-tiba. Dugaan gamov ini diperkuat dengan temuan dua ilmuwan Robert Wilson dan Arno Penzias tahun 1965 dengan menemukan bentuk radiasi yang tidak teramati disebut “radiasi latar belakang kosmik”. Melalui penemuan ini, kedua ilmuwan tersebut diberi hadiah nobel. Sehingga pada tahun 1989, George Smoot dan tim NASA-nya meluncurkan sebuah satelit untuk mendeteksi dan menegaskan tingkat radiasi yang dilaporkan Wilson dan Penzias. Dan terbukti menunjukan bentuk rapat dan panas sisa dari ledakan yang menghasilkan alam semesta oleh sebuah instrument disebut “Cosmic Background Emission Eksplorer” (COBE) yang hanya membutuhkan waktu 8 menit saja. COBE berhasil mengungkap sisa-sisa Dentuman Besar.
Bukti lain ialah adanya jumlah relative hydrogen dan helium di alam semesta. Campuran kedua unsur ini di alam semesta sesuai dengan perhitungan teoritis apa yang menjadi sisa-sisa Dentuman Besar. Penemuan bukti-bukti ini hampir mendapat persetujuan sepenuhnya oleh dunia ilmiah. 

Penolakan Dentuman Besar
Kemenangan Dentuman Besar memunculkan dua pertanyaan dari materialis yang tidak enak didengar : Apa yang sudah ada sebelum Dentuman Besar ? dan kekuatan apa yang menyebabkan Dentuman Besar sehingga memunculkan alam semesta yang tidak ada sebelumnya?
Materialis seperti Arthur Eddington memang sadar jawaban pertanyaan tersebut tak lepas dari penciptaan Agung yang tidak mereka sukai. Materialis tidak mau kalah dengan mengemukakan dua model alam semesta yaitu “model alam semesta sosialis” dan “model alam semesta kuantum”. Model yang tidak mempunyai nilai teori sama sekali. Intinya model alam semesta sosialis adalah pengembangan alam semesta akhirnya akan membalik pada suatu waktu dan mulai mengerut yang akan menyebabkan sesuatu runtuh ke dalam satu titik tunggal yang kemudian akan meledak lagi memulai babak baru. Dan menurut mereka proses ini akan berlangsung terus-menerus.
Model alam semesta kuantum salah satu bentuk usaha menyingkirkan teori Dentuman Besar. Berdasarkan observasi fisika kuantum, bahwa partikel-partikel subatomic muncul dan hilang secara spontan dalam ruang hampa. Jadi dalam fisika kuantum ini menjelaskan bahwa materi tidak ada kalau sebelumnya tidak ada. Yang terjadi adalah energy lingkungan tiba-tiba terjadi menjadi materi dan tiba-tiba pula menghilang menjadi energy lagi.
Penolakan Dentuman besar juga bisa ditemukan dalam esai John Maddox, editor majalah Nature (majalah materialis) muncul pada tahun 1989. Dalam “Down with the big bang” Maddox menyatakan Dentuman Besar tidak dapat ditrerima secara filosofis karena teori ini membantu teologis dengan menyediakan dukungan kuat untuk gagasan mereka.
Sebagian materialis bertindak dengan lebih menggunakan akal sehat. H.P Lipson seorang materialis inggris menerima kebenaran penciptaan, meskipun “dengan tidak senang hati” saat dia berkata :
Jika materi bukan disebabkan oleh interaksi atom-atom, kekuatan alam, dan radiasi, bagaimana dia muncul ? namun saya pikir, kita harus mengakui bahwa satu-satunya penjelasan yang bisa diterima adalah penciptaan. Saya tahu bahwa ini sangat dibenci para ahli fisika, namun saya tidak boleh menolak apa yang tidak kita sukai jika bukti eksperimental mendukungnya”

Tanda alqur’an tentang Dentuman Besar
Dalam semua kitab suci seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru  dan Alqur’an dinyatakan bahwa alam semesta dan segala isi-Nya diciptakan dari ketiadaan oleh Allah.
Satu-satunya kitab yang masih utuh sepenuhya ialah Alqur’an. Penciptaan alam semesta dari ketiadaan diungkapkan dalam Alqur’an sebagai berikut :
Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu” (QS. Al-An’am,6:101)
Alqur’an telah mengungkap penciptaan alam semesta 14 abad sebelum penemuan modern Dentuman Besar dan temuan-temuan yang berkaitan dengan penciptaan alam semesta dan menempati dalam volume terkecil. Seperti disebutkan dalam Alqur’an :
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiyya’,21:30)
Ayat tersebut menyatakan langit dan bumi pada mulanya padu(menjadi satu) kemudian dipisahkan dengan satu muncul dari yang lainnya. Ilmuwan kosmologi berbicara tentang “telur kosmik” yang mengandung semua materi di alam semesta sebelum Dentuman Besar. Sungguh penemuan menarik bukan ?
Kebenaran lain yeng terungkap dalam alqur’an adalah pengembangan jagat raya yang ditemukan oleh Hubble akhir tahun 1920-an mengenai pergeseran merah dalam spectrum cahaya bintang yang diungkapkan pada ayat sebagai berikut :
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (QS. Adz-Dzariyat, 51:47)
Temuan ilmu alam modern mendukung kebenaran dalam Alqur’an begitu sebaliknya Alqur’an mendukung kebenaran temuan ilmu alam modern dan bukan dogma materialis.

Nah, sudah tengok kan gimana kejadian alam semesta ini. Apalagi didukung kuat oleh ungkapan ayat-ayat Allah dalam Alqur’an. Sekarang tinggal kalian lah yang memilih materialis atau iktu ayat Allah dan temuan ilmu modern berdasarkan fakta-fakta yang ada ?? Materialis boleh saja mengatakan bahwa semua itu terjadi karena KEBETULAN, tapi fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan dari pihak Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita..

Sumber :  Yahya, Harun.2003.Penciptaan Alam Raya.Bandung : Dzikraa

0 komentar :

Posting Komentar

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut