(Penciptaan Alam Semesta dari ketiadaan sebagai hasil Ledakan Dahsyat)
Sebelumnya pernahkah kalian berfikir mengenai bagaimana proses terjadinya alam semesta ini? Alam yang begitu luas yang tak bisa terbayangkan oleh fikiran manusia.. darimana datangnya alam ini ? bagaimana proses penciptaan alam ini ? Nah, MarKiNgok.. (Mari Kita Tengok)
Pandangan Filsafat Materialisme
Seabad yang lalu, penciptaan alam
semesta adalah sebuah konsep yang diabaikan para ahli astronomi. Sebagai alasan
karena alam ini sudah ada sejak dulu tanpa penciptaan dan tanpa batas. Dalam proses mengkaji semesta alam, para
ilmuwan beranggapan bahwa terbentuknya alam semesta tidak mempunyai awal dan
hanya kumpulan dari materi.
Pemikiran tersebut lahir dari pandangan
orang eropa oleh filsafat materialisme yang memiliki gagasan “Keberadaan Abadi”
(Abadi kan Cuma di Akhirat, ya ga guys?). Pada abad pertengahan materialism mulai
mengalami kemunduran dan Immanuel Kant seorang filsuf jerman menjayakan kembali
materialism pada masa pencerahan Eropa. Ia menyatakan gagasan “alam semesta
tanpa batas” pada zaman baru. Pandangan ini dibawa ke abad-20 melalui
karya-karya materialis dialek-tik seperti Karl Mark dan friedrich Englesh.
Georges Politzer salah satu pendukung
setia Marxisme dan Materialisme mempercayai model “jagat raya tanpa batas”.
Politzer menolak gagasan penciptaan dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philoshopie yang menyatakan “Alam semesta bukanlah objek yang diciptakan,
jika memang demikian, maka jagat raya harus diciptakan secara seketika oleh
Tuhan dan muncul dari ketiadaan Untuk mengakui penciptaan, orang harus
mengakui, sejak awal, keberadaan momen ketika alam semstatidak ada, dan bahwa
sesuatu muncul dari ketiadaan. Ini pandangan yang tidak bisa diterima sains”. Wow,
penolakan yang sangat tegas..
Kemudian Politzer menganggap sains berada
dipihaknya. Pada kenyataannya, sains merupakan bukti bahwa jagat raya sungguh
mempunyai permulaan.
Penemuan Dentuman Besar
Tahun 1920-an merupakan tahun yang
sangat penting dalam dunia astronomi modern. Ahli fisika Alexandra Friedman
menemukan hasil perhitungan struktur alam semesta yang dapat menyebabkan
struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut teori Relativitas
Einstein. Kemudian diperkuat oleh Goerge Lemaitre. Namun pemikiran kedua ilmuwan
ini tidak menarik perhatian sebelum ada bukti yang kuat.
Pada tahun 1929, Edwin Hubble menemukan
penemuan paling penting sepanjang sejarah astronomi. Ia menemukan bahwa cahaya bintang-bintang
bergeser ke arah ujung merah spectrum. Penemuan itu berkaitan langsung dengan
jarak bintang-bintang dari bumi. Dan menyatakan bahwa alam semesta mengambang.
Hubble menemukan bukti pengamatan yang diramalkan George Lemaitre sebelumnya,
dan salah satu pemikir terbesar menyadari ini kurang lebih 15 tahun yang lalu.
Albert Einstein menyimpulkan alam semesta tidak mungkin statis dengan
perhitungan teori relativitasnya. Hingga pada akhirnya hubble menemukan bukti “Ledakan
Besar” terbentuknya alam semesta. Peristiwa besar yang penemuannya memaksa
ilmuwan meninggalkan anggapan alam semesta tanpa batas dan abadi.
Alam semesta kita ini muncul dari
hasil ledakan massa yang mempunyai volume nol. Ledakan ini mendapatkan sebutan “Dentuman Besar” dan keberadaannya telah ditegaskan
berulang-ulang dengan bukti pengamatan.
Teori “Keadaan-Stabil”
Teori Dentuman Besar cepat meluas dan
mudah diterima oleh dunia ilmiah karena ada bukti-bukti yang jelas . Namun,
astronomi pendukung setia materialism Fred Hoyle menolak teori ini dan
mengemukakan teori penemuannya yang disebut “Keadaan-Stabil”, pada pertengahan
abad ke-20 dan merupakan kelanjutan pada abad 19 tentang alam semesta tanpa
batas.
Tahun 1948, George Gamov
mengembangkan perhitungan George Lemaitre mengenai dentuman besar. Menduga adanya
radiasi jika ada sebuah ledakan besar secara tiba-tiba. Dugaan gamov ini
diperkuat dengan temuan dua ilmuwan Robert Wilson dan Arno Penzias tahun 1965
dengan menemukan bentuk radiasi yang tidak teramati disebut “radiasi latar belakang kosmik”. Melalui
penemuan ini, kedua ilmuwan tersebut diberi hadiah nobel. Sehingga pada tahun
1989, George Smoot dan tim NASA-nya meluncurkan sebuah satelit untuk mendeteksi
dan menegaskan tingkat radiasi yang dilaporkan Wilson dan Penzias. Dan terbukti
menunjukan bentuk rapat dan panas sisa dari ledakan yang menghasilkan alam
semesta oleh sebuah instrument disebut “Cosmic Background Emission Eksplorer” (COBE)
yang hanya membutuhkan waktu 8 menit saja. COBE berhasil mengungkap sisa-sisa Dentuman
Besar.
Bukti lain ialah adanya jumlah relative
hydrogen dan helium di alam semesta. Campuran kedua unsur ini di alam semesta
sesuai dengan perhitungan teoritis apa yang menjadi sisa-sisa Dentuman Besar. Penemuan
bukti-bukti ini hampir mendapat persetujuan sepenuhnya oleh dunia ilmiah.
Penolakan Dentuman Besar
Kemenangan Dentuman Besar memunculkan
dua pertanyaan dari materialis yang tidak enak didengar : Apa yang sudah ada
sebelum Dentuman Besar ? dan kekuatan apa yang menyebabkan Dentuman Besar
sehingga memunculkan alam semesta yang tidak ada sebelumnya?
Materialis seperti Arthur Eddington
memang sadar jawaban pertanyaan tersebut tak lepas dari penciptaan Agung yang
tidak mereka sukai. Materialis tidak mau kalah dengan mengemukakan dua model
alam semesta yaitu “model alam semesta sosialis” dan “model alam semesta
kuantum”. Model yang tidak mempunyai nilai teori sama sekali. Intinya model
alam semesta sosialis adalah pengembangan alam semesta akhirnya akan membalik
pada suatu waktu dan mulai mengerut yang akan menyebabkan sesuatu runtuh ke
dalam satu titik tunggal yang kemudian akan meledak lagi memulai babak baru. Dan
menurut mereka proses ini akan berlangsung terus-menerus.
Model alam semesta kuantum salah satu
bentuk usaha menyingkirkan teori Dentuman Besar. Berdasarkan observasi fisika
kuantum, bahwa partikel-partikel subatomic muncul dan hilang secara spontan
dalam ruang hampa. Jadi dalam fisika kuantum ini menjelaskan bahwa materi tidak
ada kalau sebelumnya tidak ada. Yang terjadi adalah energy lingkungan tiba-tiba
terjadi menjadi materi dan tiba-tiba pula menghilang menjadi energy lagi.
Penolakan Dentuman besar juga bisa
ditemukan dalam esai John Maddox, editor majalah Nature (majalah materialis)
muncul pada tahun 1989. Dalam “Down with the big bang” Maddox menyatakan Dentuman
Besar tidak dapat ditrerima secara filosofis karena teori ini membantu teologis
dengan menyediakan dukungan kuat untuk gagasan mereka.
Sebagian materialis bertindak dengan
lebih menggunakan akal sehat. H.P Lipson seorang materialis inggris menerima
kebenaran penciptaan, meskipun “dengan tidak senang hati” saat dia berkata :
Jika materi bukan disebabkan oleh interaksi atom-atom, kekuatan alam, dan
radiasi, bagaimana dia muncul ? namun saya pikir, kita harus mengakui bahwa satu-satunya penjelasan yang bisa diterima
adalah penciptaan. Saya tahu bahwa ini sangat dibenci para ahli fisika,
namun saya tidak boleh menolak apa yang tidak kita sukai jika bukti eksperimental
mendukungnya”
Tanda alqur’an tentang Dentuman Besar
Dalam semua kitab suci seperti
Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan
Alqur’an dinyatakan bahwa alam semesta dan segala isi-Nya diciptakan dari
ketiadaan oleh Allah.
Satu-satunya kitab yang masih utuh
sepenuhya ialah Alqur’an. Penciptaan alam semesta dari ketiadaan diungkapkan
dalam Alqur’an sebagai berikut :
“Dia
Pencipta langit dan bumi. Bagaimana dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai
istri. Dia menciptakan segala sesuatu” (QS. Al-An’am,6:101)
Alqur’an telah mengungkap penciptaan
alam semesta 14 abad sebelum penemuan modern Dentuman Besar dan temuan-temuan
yang berkaitan dengan penciptaan alam semesta dan menempati dalam volume
terkecil. Seperti disebutkan dalam Alqur’an :
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiyya’,21:30)
Ayat tersebut menyatakan langit dan
bumi pada mulanya padu(menjadi satu) kemudian dipisahkan dengan satu muncul
dari yang lainnya. Ilmuwan kosmologi berbicara tentang “telur kosmik” yang
mengandung semua materi di alam semesta sebelum Dentuman Besar. Sungguh penemuan
menarik bukan ?
Kebenaran lain yeng terungkap dalam
alqur’an adalah pengembangan jagat raya yang ditemukan oleh Hubble akhir tahun
1920-an mengenai pergeseran merah dalam spectrum cahaya bintang yang
diungkapkan pada ayat sebagai berikut :
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya” (QS. Adz-Dzariyat, 51:47)
Temuan ilmu alam modern mendukung
kebenaran dalam Alqur’an begitu sebaliknya Alqur’an mendukung kebenaran temuan
ilmu alam modern dan bukan dogma materialis.
Nah, sudah tengok kan gimana kejadian
alam semesta ini. Apalagi didukung kuat oleh ungkapan ayat-ayat Allah dalam
Alqur’an. Sekarang tinggal kalian lah yang memilih materialis atau iktu ayat
Allah dan temuan ilmu modern berdasarkan fakta-fakta yang ada ?? Materialis
boleh saja mengatakan bahwa semua itu terjadi karena KEBETULAN, tapi fakta yang
jelas adalah bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan dari pihak
Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang asal mula alam semesta
ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita..
0 komentar :
Posting Komentar